Kontribusi Aktif Gerakan Kerelawanan dalam Menjawab Permasalahan Bangsa
Dia masih gadis saat itu, ketika memutuskan untuk berangkat ke Merauke selama 5 bulan penuh dalam sebuah misi kerelawanan. Namanya NS—sengaja ditulis inisial sesuai permintaan narasumber—teman sekelas saya saat kuliah program sarjana dulu. Memang dari awal kuliah saya merasa ia adalah perempuan yang anti mainstream. Bagaimana tidak, ia memutuskan untuk masuk jurusan teknik mesin dan menjadi 1 dari 4 mahasiswi dari total 100 lebih mahasiswa. Maka tatkala saya menemukan berita aktivitas kerelawanannya di Papua, meskipun takjub saya dapat memaklumi bahwa itu adalah passion-nya.
Kepada saya ia mengaku bahwa misi kerelawanan yang ia lakukan ke Merauke itu adalah melakukan penelitian—penelitian yang tak sembarang penelitian. Ia meneliti sesuatu untuk keperluan pertahanan militer area perbatasan. Penelitian tersebut menjadi data awal yang sangat penting dalam rencana pembangunan sumber daya. Waktu itu ia menjadi utusan Kemenko PMK dan Kopassus dalam program Nawacita Revolusi Mental.
Kiprah NS dalam gerakan kerelawan tak hanya itu saja. Tak hanya daerah kami, Sumatera Barat, yang dijelajahinya, ia bahkan pernah berkegiatan di aktivitas sosial di Jakarta hingga menjadi relawan kebencanaan banjir bandang Garut beberapa tahun yang lalu. Aktivitas kerelawanan agaknya sudah menjadi bagian dari kehidupan perempuan ini, bahkan sampai sekarang sebenarnya ia masih terdaftar sebagai relawan di sebuah lembaga sosial. Hanya sedang ambil “cuti” saja setelah kelahiran anak pertamanya.
Hal Berkesan yang Bisa Didapatkan Ketika Menjalani Aktivitas Kerelawanan
Apa yang Anda ketahui tentang gerakan kerelawanan? Secara sederhana, kerelawanan dapat diartikan sebagai segala bentuk bantuan yang diberikan secara ikhlas atau suka rela. Hal yang dicari oleh relawan itu bukanlah uang, melainkan kepuasan di dalam hati karena telah membantu sesama. Lebih dari itu, menjadi relawan juga mampu memberikan hal-hal yang amat berkesan bagi kehidupan kita.
Tak ingin melewatkan kesempatan menggali informasi sebanyak mungkin, saya menanyakan pada NS apa hal berkesan yang didapatkannya sejak menjadi relawan. Beberapa poin di bawah ini barangkali dapat membuat kita ingin mencoba menjadi relawan juga.
#1 Penerimaan oleh masyarakat
Relawan yang datang ke suatu daerah bisa mendapatkan respon yang beragam. Ada yang diterima dengan baik dan ada yang ditolak. Selain itu, yang bikin sedihnya, ada tempat di mana masyarakat hanya mau menerima bantuan yang diberikan saja, tapi mengabaikan relawan yang membawa bantuan itu. Ke semua itu memberikan kesan, tapi tentu saja kesan terbaik adalah ketika masyarakat dapat menerima kita dengan baik di tempat kita melakukan aktivitas kerelawanan itu.
#2 Budaya baru di tempat yang dituju
Ternyata satu hal yang mesti diperhatikan betul oleh seorang relawan adalah budaya atau adat istiadat di tempat ia bergiat. Mempelajari budaya setempat dapat membuat seorang relawan berhati-hati dalam aktivitasnya. Hal ini juga mengurangi resiko masalah komunikasi. Soal budaya itu, NS mengaku itu benar-benar menarik. Saat kita menemukan budaya yang belum pernah ia tahu sebelumnya dan punya kesempatan untuk mempelajari itu.
#3 Saat orang merasa terbantu oleh kehadiran kita
Tak ada yang lebih membahagiakan ketika mendapati orang yang kita bantu merasa bahwa kehadiran dan aktivitas kerewalanan kita sangat berarti bagi mereka. Mendapatkan apresiasi positif dari masyarakat tempat relawan bergiat adalah suatu hal yang sangat berkesan.
#4 Dapat mengenal karakter banyak orang
Satu hal lainnya yang berkesan saat menjalani aktivitas kerelawanan adalah ketika kita bisa mengenali karakter orang lain. Informasi mengenai karakter orang ini dapat membantu seorang relawan dalam memutuskan pendekatan terbaik, salah satu contohnya dalam trauma healing. Ketika aktivitas kerelawanannya di tempat itu sudah selesai, ia bisa menggunakan pendekatan yang sama pada orang yang berkarakter sama di tempat yang lain.
#5 Diberi cendera mata oleh masyarakat dan diminta kembali ke daerah itu lagi
Ketika kita sudah membaur dengan masyarakat setempat, tentu ketika datang masanya berpisah akan terasa berat. Teman saya itu mengaku bahwa ia sangat senang ketika mendapat cendera mata dari masyarakat tempat ia berkegiatan—terlepas dari bentuk dan harga kenang-kenangan itu. Hal berkesan lainnya adalah ketika masyarakat menitip pesan untuk kembali lagi lain waktu. Hei, itu sesuatu yang barangkali juga sangat kita inginkan, meskipun entah kapan kesempatan itu datang lagi.
Pasca mendengar penuturan NS saya membuat sebuah kesimpulan bahwa kegiatan kerelawanan benar-benar kegiatan yang menguras perasaan. Ada kalanya saat kita diterima dengan baik, ada pula sebaliknya. Ada saat di mana kita tulus membantu orang lain, ada pula saat kita berada di mode jenuhnya. Dan lebih jauh lagi, tak dapat dipungkiri lagi bahwa gerakan kerelawanan dapat menjadi salah satu solusi permasalahan bangsa.
Kenapa demikian? Kita akan bahas lebih lanjut setelah ini ya.
Gerakan Kerelawanan Sebagai Solusi Permasalahan Bangsa
Sebagian besar orang yang, katakanlah, skeptis pada gerakan kerelawanan berpikir bahwa menghabiskan tenaga untuk hal yang bersifat suka rela itu tidak memberikan apa-apa. Mereka berpikir bahwa nilai yang bisa didapatkan dari sebuah tindakan hanya hal yang tampak jelas fisiknya. Untuk orang-orang seperti itu, barangkali ia belum mempelajari tentang teori motivasi yang dicetuskan oleh David C McClelland—seorang psikolog kenamaan Amerika Serikat.
Dalam teorinya McClelland menganggap makanan, uang dan sebagainya hanya motivasi yang berada di tahap bawah, sementara motivasi yang berada di puncak adalah aktualisasi diri. Aktualisasi diri ini adalah di mana seseorang dapat memaksimalkan kemampuan, keterampilan dan potensi yang ia miliki dalam berbagai kegiatan. Relawan, menurut hemat saya, adalah sekelompok orang yang sudah berada di tahap tertinggi dalam teori kebutuhan atau motivasi.
Lebih hebatnya lagi, aktivitas kerelawanan tidak hanya memberikan kepuasan pada diri dalam melakukan aktualisasi. Gerakan kerelawanan juga memberi dampak positif pada orang-orang sekitar, artinya dapat menjadi solusi dalam menyelesaikan permasalahan bangsa.
1.
Relawan melihat langsung kondisi masyarakat di lapangan
Tak sebatas kajian pustaka, apalagi berdasar pada opini orang semata, relawan dapat melihat langsung kondisi masyarakat Indonesia di lapangan. Fakta-fakta di lapangan bisa jadi berbeda dengan apa yang dilaporkan di berbagai sumber—katakanlah media atau bahkan lembaga survei yang hanya mengambil beberapa sampel. Dengan terjunnya relawan langsung ke lapangan, relawan dapat melihat dan menilai langsung permasalahan yang ada di kehidupan masyarakat Indonesia.
Bukankah mengenali masalah dengan baik adalah setengah dari solusi?
2.
Garda terdepan dalam memberikan bantuan
Tak dapat dipungkiri bahwa gerakan kerelawanan menjadi garda terdepan dalam memberikan bantuan pada masyarakat. Sebut saja ketika terjadi bencana, mereka berkoordinasi dengan cepat dan menuju lokasi yang terdampak. Sebagian besar relawan adalah orang yang sudah menyediakan waktunya untuk tugas dadakan. Ketika relawan dapat datang paling awal dan berjuang di lini terdepan, mereka punya cukup informasi untuk diberikan pada pemangku kepentingan dan pihak terkait untuk menentukan sikap terbaik dalam memberikan apa yang masyarakat butuhkan.
Selain itu, program lain yang bisa dilakukan adalah pemberian bantuan langsung kepada masyarakat yang membutuhkan. Contoh untuk program ini adalah program Ketuk Berkah yang digagas oleh Sekolah Relawan, sebuah lembaga sosial kemanusiaan, untuk masyarakat yang tergolong kaum dhuafa. Cara pelaksanaan program ini unik, relawan mengetuk pintu rumah sembari membawakan sembako untuk penghuni rumah. Terdapat assesment khusus pra dan pasca dilaksanakannya program tersebut.
3.
Mampu membawa perubahan sosial bagi masyarakat
Kesenjangan sosial adalah salah satu permasalahan pelik negeri ini yang tak berkesudahan. Pembangunan yang belum merata dan berbagai hal serupa masih menjadi kendala terbesar masyarakat daerah untuk mengubah kehidupan sosialnya menjadi lebih baik. Ketika masih kuliah dahulu, saya pernah dapat cerita dari teman yang ditugaskan untuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) di daerah yang sebagian besar anak mudanya, maaf, terjerat kasus narkoba. Tak pelak lagi, itu adalah pengalaman yang tak terlupakan baginya.
Pada waktu KKN itu, kehadiran mahasiswa sebagai relawan sosial diharapkan dapat memperbaiki kehidupan sosial masyarakat di situ. Tapi apalah daya, KKN terbatas waktu—dan juga mahasiswa tidak punya bekal cukup dalam menangani masalah itu. Hadirnya gerakan kerelawanan di Indonesia mampu menjadi ujung tombak yang bisa melakukan penetrasi pada daerah-daerah dengan kasus serupa. Itu bisa jadi langkah yang konkret untuk menjawab permasalahan bangsa di bidang sosial ini.
4.
Mendorong peningkatan ekonomi
Kegiatan kerelawanan juga dapat mendorong perbaikan atau peningkatkan ekonomi masyarakat lho. Hal ini bisa dicapai ketika ada relawan yang memberikan penyuluhan dan pendampingan untuk masyarakat yang menjalankan usaha atau bisnis. Dunia industri yang berkembang mendorong munculnya berbagai model bisnis dan produk/jasa baru. Masyarakat Indonesia sendiri pada umumnya punya potensi untuk membangun sebuah usaha, minimal skala rumah tangga, hanya saja keterbatasan informasi membuat sulitnya membangun dan scale up usaha itu. Dengan adanya gerakan kerelawanan, diharapkan para relawan bisa melakukan aksi baik berupa memberikan pendampingan pada masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup mereka di bidang ekonomi.
5.
Mendidik generasi muda
The last but not least, gerakan kerelawanan bisa berkontribusi nyata dalam mendidik generasi muda Indonesia. Kenapa demikian? Karena banyak juga kegiatan kerelawanan yang berfokus pada bidang pendidikan, khususnya pendidikan pada daerah-daerah yang tergolong pada daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) di Indonesia. Hadirnya relawan untuk mengajar di daerah tersebut menjadi daya tarik tersendiri lho.
Ketika menjalani KKN di tahun 2013 lalu, saya dan teman satu lokasi KKN mendapat sambutan hangat dari adik-adik sekolahan di sana. Mereka cepat akrab dengan kakak-kakak mahasiswa—bahkan sampai mengidolakannya. Seorang teman saya adalah mahasiswa kedokteran pada saat itu, ia memberikan edukasi mengenai kesehatan. Menurut Anda, kira-kira ada tidak remaja di lokasi KKN kami yang termotivasi untuk menjadi dokter juga? Yah, umumnya mereka termotivasi untuk sekolah tinggi juga.
Pendidikan bagi generasi muda ini menjadi hal yang sangat krusial. Itu karena generasi muda lah yang akan menjadi pemimpin dan menentukan nasib bangsa ini ke depan. Mereka lah yang jadi problem solver atas permasalahan bangsa nantinya. Oleh karena itu, hadirnya gerakan kerelawanan bisa dan mesti memberikan sentuhan pada generasi muda harapan—tentunya membuat mereka lebih melek terhadap dunia pendidikan.
Di samping banyaknya potensi gerakan kerelawanan untuk menyelesaikan masalah bangsa itu, sayangnya semua kontribusi di atas baru bisa terwujud hanya jika relawan yang turun ke lapangan memiliki pengetahuan dan kompetensi yang cukup. Meskipun aktivitas kerelawanan adalah aktivitas suka rela, bukan berarti relawan bisa turun sesuka hatinya saja. Ada banyak hal yang perlu diketahui dan dipersiapkan ketika seseorang ingin menjadi relawan yang handal.
Di Indonesia sendiri, ada sebuah lembaga sosial kemanusiaan yang fokus pada edukasi kerelawanan ini, lembaga itu adalah Sekolah Relawan. Lembaga yang berbasis di Depok ini memberikan berbagai pelatihan/edukasi kerelawanan seperti orientasi kerelawanan, kamping relawan (volunteer fun camp), pelatihan situasi darurat (emergency situation training), disaster leadership training dan sebagainya. Kehadiran Sekolah Relawan diharapkan dapat menjadi jawaban akan kebutuhan relawan yang handal di Indonesia.
Kesudahannya, sepanjang kehadirannya, gerakan kerelawanan memiliki sejarah dan kontribusi yang sangat besar terhadap bangsa. Kehadiran mereka bagai sejumput oase yang menyegarkan di panasnya padang pasir. Kita semua tentu berharap semoga gerakan kerelawanan—dari lembaga manapun—bisa berkontribusi aktif dalam menyelesaikan permasalahan bangsa. Tak lain dan tak bukan karena mereka punya potensi untuk misi besar itu. Di samping itu, bagi kita yang tidak tergabung dengan gerakan ini, marilah sama-sama memberikan dukungan kepada mereka, baik dengan dukungan moril dan tentu saja juga materil. Dan akhirnya, satu kata yang pantas untuk kita ucapakan “Terima kasih banyak relawan Indonesia”.[]
Relawan Indonesia “HEBAT”. Saya salut dengan keikhlasan para relawan. Saya pernah menjadi relawan penyaluran hewan qurban kepelosok desa. Dibalik bukit. Jalan nya sulit dan berbatu. Apalagi ke merauke ya. Hmmm. Luarbiasa
Iya Mas, hal luarbiasa yang tak semua orang bisa lakukan, semoga keberkahan melimpahi kehidupan para relawan
Angkat topi untuk relawan-relawan Indonesia yang berdedikasi untuk kemajuan bangsa. Perjalanan mereka jelas tak mudah. Saya sendiri saat PKL di perbatasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (Palembang-Lampung) sekitar 2007 itu cuma 1 bulan ikut jadi relawan sosialisasi ke masyarakat perambah hutan, rasanya udah pengen nangis aja. Pernah suatu malam saya lihat itu masyarakat datang bawa parang, bawa alat pukul ke pos polisi hutan. Mereka protes jika harus disuruh hengkang dari tempat tinggalnya yang notabene masuk ke dalam wilayah taman nasional. Sungguh pengalaman yg menegangkan. Tantangannya banyak dan butuh kesabaran ekstra. Jadi, saya sedikit banyaknya tahu rasanya jadi relawan.
Memang berhadapan dengan masyarakat di pedalaman butuh pendekatan khusus ya Uni. Rasa takut atau gentar itu pasti ada, apalagi di kasus yang Uni bilang itu. Tugas relawan benar-benar tugas yang menguras perasaan. Suka, duka, takut dan sebagainya.
Luar biasa kehidupan para relawan.. saya sendiri pernah bercita-cita jadi relawan, kadang kalo melihat semangat para relawan jadinya makin menggebu-gebu keinginan jadi relawan itu..
Apalagi saat ponakan umur 10 tahun, pernah mengungkapkan betapa inginnya jadi relawan, iih jadi semakin nambah keinginan itu..
Wah, keren sekali ponakannya Mbak, titip doa buat semua relawan kita di Indonesia ya Mbak 🙂
Ketika baca hal yg berkesan bagi para relawan, tiba di no 5, diberi cendramata dan diminta kembali, aku mewek…
Hal-hal seperti itulah yg membuat para relawan terus mau untuk bergerak…
Aku sendiri punya teman yg dari dulu sangat mencintai Papua, beberapa tahun lalu dengan biaya sendiri setelah mencari tahu dengan relawan sebelumnya yg pernah datang ke lokasi, teman ku berangkat ke sebuah dan satu satunya pondok pesantren di Wamena, Papua. Masyaallah kalau mendengar ceritanya, salut dengan dia, sedih dengan keadaan saudara kita disana.
Makanya melihat teman dan siapapun yg mau menjadi relawan aku hanya bisa mendoakan semoga hidup mereka selalu diberkahi dan dimudahkan Allah SWT…
*Monmaap, Komen pertama di blog Uda Fadli, dan panjaaaaaang 🙈😆
Masyaa Allah, saya pernah baca cerita tentang pesantren di Wamena itu, Mbak. Benar-benar menggugah hati. Semoga teman-teman kita di sana dijaga oleh Allah ‘Azza wa Jalla. Terima kasih sudah mampir dan berkomentar (panjang), Mbak. Gak apa, saya justru senang sekalli dengan komentar Mbak, merinding saya bacanya 😀
Selalu kagum dengan para relawan. Ada kepuasan tersendiri pastinya karena dapat membantu sesama dan orang-orang yang membutuhkan. Walaupun banyak waktu, tenaga, uang, yang dikeluarkan, tapi tidak sedikit pun para relawan pantang menyerah dalam melakukan aktivitasnya. (Devi)
Temannya keren banget. Menjadi relawan itu tidak hanya mengenai mental. Tapi banyak yang harus dikorbankan. Mulai kepentingan pribadi, materi, waktu, dan kebersamaan dengan keluarga yang pasti berkurang. Tapi kepuasan menolong orang lain tentu menjadi anugrah tersendiri sekaligus menajdi ladang pahala. aamiin
Benar banget Mbak, makanya saya kagum banget buat para relawan.
Aamiin ya Rabb, semoga berkah kehidupan mereka 🙂
Salut untuk yang orang-orang yang dirinya menjalankan sebagai relawan. Karena banyak mengorbankan beberapa hal utama dari hidupnya. Luar biasa
Wuidih keren banget. Merinding saya baca artikelnya. Apalagi membayangkan relawan perempuan yang pergi ke Papua. Masya Allah. Benar-benar sebuah keberanian.
Relawan indonesia hebat-hebat sekali. Salut rasanya dengan mereka. Nggak semua orang mau menjadi relawan. Hanya orang – orang baik, yang mendapat panggilan hati nuraninyalah yang sanggup terjun langsung
Kagum dengan relawan-relawan ini. Dulu pernah ingin jadi relawan juga tapi keburu nikah dan punya anak. Xixix. ya sudahlah. Sekarang jadi relawan dalam bentuk lain saja. BTw infografisnya cakep banget bang. Moga sukses ya.
Salut sama temannya yang jadi relawan sampai ke Papua. Aku engga kebayang yang jadi ibunya mb NS itu lho. Pasti malah jadi support system mb NS deh. Mana kalau jadi relawan ke pelosok pasti ada kesenjangan komunikasi. Tapi bisa mengatasi, itu aku salut banget…
Benar banget Mbak, kata NS memang komunikasi itu yang kerap jadi masalah dalam berkegiatan
Setuju banget Mas…. kegiatan kerelawanan yang benar-benar diilaksanakan dan memberikan manfaat kepada masyarakat, membuat sang aktivis dikangenin dan merasa sayang untuk berpisah. Aku pernah mengalaminya, meski bukan di kegiatan kerelawanan.
hmm, curiga nih mbak NS ini adalah istri mas Fadli. hahaha.
Benar banget Mas, apalagi kalau durasi kegiatannya panjang, bisa ditaksir warga sekitar juga kalau masih lajang. Haha
Bukan Mas, ini mungkin gara-gara komen saya yang “curiga” di blog Mas Ari ya. Itu Mbak NS teman baik saya di kuliahan dulu. Kalau istri saya mah gak pernah ketemu dulunya, namun karena jodoh bersatu juga 🙂 *lha kemana ini arah komentarnya
Mantap Mas, keren juga ya Mbak NS itu. Sangat-sangat jarang sekali yang mau. Jiwa sosialnya mantap deh pokoknya.
Salut sih buat relawan. Saya masih dalam tahap berbuat untuk diri sendiri dan keluarga dan sekitar, semoga nanti bisa berbuat untuk bangsa dan negara.
Menjadi relawan butuh suatu keberanian, terutama buat cewek, hebat ya temennya kak fadli, diizinkan jg ya oleh orangtuanya biasanya sie kan ada kekhawatiran dari orangtua yg memberatkan anak cewe untuk menjadi relawan. Tetapi memang kalau udah panggilan hati menolong dan terjun langsung ke lokasi sungguh luar biasa bahagia,apalagi kalau udah bisa diterima dan membawa perubahan sosial bagi masyarakat di papuanya pasti sedih banget tuh setelah misinya selesai dan harus pulang . Sedih karena gembira kerelawanannya dapat diterima dan menjadi manfaat buat masyarakat sekitar. Acungkan 2 jempol buat temannya kak fadi yaitu kak NS.
Asiknya jadi volunter ini jadi kenal banyak kenalan baru dgn karakternya yang berbeda2
Pernah ikut di kelas inspirasi dan itu memorable bgt
Saya “RELAWAN,” :
1. Kelas Inspirasi Balikpapan
2. Balikpapan Berkebun
3. Akademi Berbagi
4. Hijrah United Balikpapan.
5. Pantai Bersih
6. Muallaf Center Indonesia cabang KALTIM
dan masih banyak lagi karena bagi saya relawan mengasyikan. Membuka mata kita apa yang tersembunyi dibalik sebuah fatamorgana. Selain itu kita juga mendapatkan ilmu yang banyak dari relawan tersebut.
Habis baca ini aku jadi pengen ikut relawan lagi
cuma pernah ikut sekali di kemenkeu mengajar
Sebenarnya tiap diri kita ini adalah relawan bagi sesama lainnya yo Da… saya sendiri sejak mahasiswa dulu juga jadi relawan, mengajar di TPA secara rutin. Senangnya melihat mata-mata anak desa yang bersemangat ketika belajar iqro’. TFS ya artikel yang mencerahkan
Saya sendiri sangat mengagumi kinerja seorang volunteer dalam memberikan bantuan.
Tahun lalu saat ada Asian para games di Jakarta, saya diberikan kesempatan untuk mengawal salah satu event yang mana dalam kegiatan tsb melibatkan volunteer.
Kami sangat terbantu dengan adanya para volunteer yang dengan ikhlas turut berkontribusi dalam menyukseskan perhelatan bangsa.
Wah banyak sekali ya manfaatnya jadi relawan. Bukan hanya memberikan bantuan, tapi bisa juga tentang penyuluhan UKM untuk meningkatkan perekonomian masyarakat yang dituju. Namun yang disayangkan itu kalau masyarakat tersebut hanya menerima bantuannya saja, bukan relawannya
Selalu takjub dengan gerakan kerelawanan yang ada di seantero negeri, aku bangga dengan yang mereka lakukan. Waktu kuliah pun aku sempat ikut beberapa kegiatan kerelawanan dan memang manfaat yang bisa didapatkan banyak banget, ada begitu banyak pengalaman dan juga hal positif yang kudapat
selama ini aku ikut komunitas sosial di jember, ya bisa diartikan juga sebagai relawan. memang tidak bisa full seperti teman-teman saya yg sigap kalau ada bencana, mereka bisa sampai 1 bulan membantu warga di daerah yg terkena musibah. Salut sama relawan relawan yang nggak kenal lelah & tanpa pamrih
Selalu sama teman-teman yang menjadi relawan karena faktanya pasti ada tantangan tersendiri saat melaksanakan tugas kerelawanan ini. Belum lagi betapa sigapnya teman-teman relawan bergerak ketika bencana atau musibah melanda. Uluran dan bantuan mereka jelas sangat berjasa ya bagi bangsa ini. Keren. Salut untuk teman-teman relawan